Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Books’ Category

271 Triliun seberapa banyak?

Kebanyakan dari kita belum pernah memegang uang 1 Milyar atau 1 triliun, bagaimana dengan 271 triliun? Jika belum pernah memegang uang sebanyak itu bagaimana cara kita mengomunikasikan angka sebesar 271 triliun?

Otak manusia tidak mudah mudah untuk memahami angka. Bahkan bagi kebanyakan orang angka merupakan hal yg menakutkan. Masih ingat perasaan terakhir kali ketika belajar Matematika?

Buku “Making Numbers Count: The Art and Science of Communicating Numbers” adalah panduan revolusioner yang menantang kita untuk melihat angka dengan cara yang benar-benar baru.

Buku ini bukan hanya mengubah cara kita memahami data, tetapi juga mengajarkan seni mengomunikasikan angka secara efektif dan menggugah.

Bersiaplah untuk terjun ke dalam teknik-teknik inovatif yang akan menjadikan Anda seorang ahli dalam mengubah statistik menjadi cerita yang memikat dan bermakna.

Mari kita ubah cara kita berbicara tentang angka.

Penasaran gimana caranya?

Simak bahasannya yang menarik di youtube ini:

Untuk file yang digunakan, silakan baca ini:

Read Full Post »

Alhamdulillah… Siang ini selesai baca “The Coaching Habit” yang bagi saya sangat menyenangkan dan saya belajar beberapa hal dari buku ini yang sekaligus mengkonfirmasi pendekatan yang selama ini saya pakai:

  1. Tidak perlu merasa sok jago dengan nyerocos banyak hal karena setiap orang suka bercerita tentang dirinya. Kenapa saya tidak ciptakan saja panggung agar dia leluasa bercerita?
  2. Diperlukan kesabaran dalam mendengarkan kisah orang lain dengan rasa keingintahuan yang tulus, bukan dalam rangka untuk memberi tanggapan atau jawaban. Ini bukan hal yang mudah dan perlu praktek terus-menerus terutama bila ada “jeda” dimana kita cenderung mengisinya dengan ucapan. Padahal tidak perlu. Lawan bicara kita sedang memikirkan apa yang akan dia sampaikan, biarkan dia bergelut dengan dirinya.
  3. Kesiapan mental untuk menerima kenyataan sebagai orang bodoh karena sepanjang interaksi lebih banyak bertanya ketimbang menberi nasehat.

Mantab banget ini.

Salam, GW 11/05/2024

Read Full Post »

Di bagian akhir ada rekaman audio yang bagus buat belajar sabar dalam jeda

Read Full Post »

Saya suka dengan buku-buku John Maxwell dan buku ini merupakan panduan pengembangan diri selama 90 hari yang didasarkan pada buku sebelumnya, “The 15 Invaluable Laws of Growth”. Bisa dikatakan ini implementasinya untuk  membantu memaksimalkan potensi diri secara pribadi maupun profesional.

Buku ini mencakup:

  • motivasi dan saran praktis
  • pertanyaan untuk refleksi
  • kutipan inspiratif 
  • ruang kosong untuk menuliskan refleksi terhadap materi yang dibaca dan kemajuan yang dicapai.

“Jump Start Your Growth” adalah buku yang dapat membantu kita untuk: mengembangkan strategi untuk meraih kesuksesan,meningkatkan produktivitas, mengembangkan kreativitas dan pola pikir, mencapai pertumbuhan pribadi dan profesional setiap harinya. Bukunya kecil dan ringan karena kualitas kertasnya bagus.

Salam, GW 27/04/2024

https://youtu.be/cQKNMX7ZVtk

Read Full Post »

Jangkrik! (Sebenarnya saya ingin mengatakan yang lebih dalam dari istilah ini namun tolong jangan dimaknai dengan sesuatu yang negatif atau kasar yaitu “diyancuk!” yang bagi orang jatim dianggap sebagai kata kasar namun dalam hal tulisan ini konteksnya positif).

Buku ini benar-benar telah membuat saya tidak hanya bersemangat namun juga bertenaga luar biasa setelah membacanya secara tuntas dan memahami sepenuhnya apa yang menjadi esensi dari pikiran sang penulis. Hal ini bertepatan sekali momennya karena kemarin sore saya berbincang-bincang dengan Pak Buntoro mengenai bagaimana saya bisa memberikan kontribusi dengan apa yang selama ini Pak Buntoro katakan dengan Indonesia Emas 2045. Meskipun latar belakang pendidikan saya teknik industri namun saya bukan seorang industrialis seperti pak Buntoro. Kalau disuruh membuat sesuatu barang dengan teknologi tinggi itu merupakan keahlian Pak Buntoro yang selama ini selalu peduli mengenai bagaimana agar Indonesia menjadi negara industri. Pada saat perpisahan dengan Pak Buntoro kemarin saya mengatakan kepada beliau bahwa tolong kasih nasehat ke saya tentang apa yang bisa saya lakukan karena saya bukan ahli yang membuat barang. Sebenarnya dalam diskusi sebelumnya beliau sudah menasehati bahwa saya bisa berkontribusi pada hal-hal yang sifatnya filosofis. Ini pun sebenarnya sudah cukup bagi saya untuk menterjemahkan menjadi suatu tindak nyata yang kongruen.

Buku ini membantu saya untuk mengambil pelajaran penting dalam tiga hal:

Pertama, bahwa untuk membangkitkan motivasi diri yang kuat diperlukan tiga hal mendasar yang harus selaras satu sama lain sehingga kita bisa memberikan yang terbaik bahkan menjadi “the one and only” yaitu: Purpose – Autonomy – Mastery. Saya sepakat sekali dengan tiga hal ini karena memang dasarnya semuanya dimulai dengan tujuan mulia kenapa kita hidup di dunia ini yang harus ditindaklanjuti dengan suatu tindak nyata yang membutuhkan mastery di mana itu bisa dicapai bila kita diberi kebebasan atau otonomi.

Kedua terkait dengan profesi saya sebagai coach meskipun sebenarnya saya kurang begitu sreg dengan sebutan ini. Namun pada dasarnya itulah yang saya lakukan tidak hanya dalam kehidupan profesi namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Dari beberapa bab yang saya baca saya sudah bisa menangkap arah dari buku ini ke mana dan saya merasa JLEB ketika dia mengulas mengenai Talent Nurturer. Istilah ini cocok sekali dengan peran saya karena pada dasarnya di setiap pekerjaan saya dalam profesi pada dasarnya saya membantu klien saya menjadi yang terbaik dari diri mereka masing-masing. Kok ya pas banget saya baca buku ini karena mulai Mei 2024 sudah ada 32 leaders yang akan menjalani coaching process. Artinya, saya akan mengambil esensi dari buku ini plus apa yang saya pelajari dari Bill Campbell dan pengalaman saya sebelumnya untuk bisa “nurture” 32 orang ini. Alhamdulillah. Siapa bilang baca buku hanya bicara teori? Saya langsung praktekkan tidak menunggu macam-macam. Mengapa? Saya ingin menjadi Talent Nurturer yang jauh lebih baik dari saat ini dan sebelumnya. This book moves me, really!

Ketiga, saya menyimpulkan bahwa tujuan akhir dari buku ini adalah bagaimana menjadikan bumi ini menjadi lebih baik meskipun hanya sedikit lebih baik dari sebelum kita dilahirkan. Ini mencakup peran kita sebagai khalifah di muka bumi ini atau buku ini menyebutnya sebagai parent yang bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian bumi ini sekurangnya sedikit lebih baik. Ini sebenarnya luas sekali tergantung dari peran kita masing-masing dan karena saya bergerak lebih kepada menggali potensi seorang pemimpin maka saya akan fokus pada bagaimana menciptakan manusia Indonesia yang unggul, sesuai dengan apa yang dikehendaki pada Indonesia emas 2045.

Sejujurnya, saya beli buku ini karena diskon dan saya pikir gak bagus. Karena butuh referensi saat sesi EQ Spotlight pekan lalu maka terpaksa saya baca. Ternyata buku ini berdampak (impactful) bagi saya. Gak perlu saya pertimbangkan lagi rating nya di Goodreads yang jarang dan di bawah 4. Yang penting manfaatnya. Berner gak bro dan sis?

🤩

Salam GW 24/04/

Read Full Post »

Alhamdulillah, kegiatan luring (offline) BREED Insight yang kedua bisa terlaksana dengan baik, atas ijin Allah subhanahu wa taala. Kali ini Ka Dipidiff (Priplus Bandung – Brand Ambassador) mengangkat tema buk “Wabi Sabi”. Seperti biasa, diskusi dengan rekan-rekan BREED selalu seru karena ka Dipi membagi sesinya dalam tiga bagian dengan mencoba menerima masukan / feedback dari yang hadir. Hal ini juga terjadi pada sesi sebelumnya, BREED Insight #1 yang tereselenggara di Warung Pasta, Bangung, tanggal 23 Januari 2024 yang lalu. Kali ini, tetap penyelenggaraan di Warung Pasta dan dihadiri oleh 20 orang pembaca buku aktif yang tergabung dalam komunitas BREED. Jumlahnya lebih banyak (2x lipat) dari Insight #1. Semakin seru acara ini.

Dari catatan saya:

Ini adalah sebuah konsep berbasis pada filosofi Jepang dimana mendefinisikannya saja bahkan orang Jepang kesulitan dalam membuatnya. Ini juga merupakan “way of life”. Prolognya adalah sebuah kisah tentang biarawan yang melakukan bersih-bersih di taman dimana pada saat semuanya bersih ia sengaja meninggalkan satu hal yang dibiarkan tetap alami sehingga pada saat ada bunga yang gugur itu dimaknai sebagai suatu hal yang berrarti ketidaksempurnaan. Pada dasarnya sebuah keindahan tercipta bukan melihat sesuatu yang sempurna. Sesuatu yang cantik dan indah bisa dilihat dari sehelai daun yang gugur di taman tersebut. Keindahan bukan berarti semuanya telah berjalan dengan mulus sekali.

Bahkan di Jepang ada sebuah cangkir yang mahal harganya karena ada cacatnya, ini lah yang dikatakan wabi sabi, menerima apa adanya meski tidak sempurna. Ini semua terjadi pada tiga prinsip:

  • Tidak ada yang sempurna
  • Tidak ada yang selesai
  • Tidak ada yang abadi

Menerima ketidaksempurnaan merupakan jalan hidup yang kemudian akan berevolusi. Karena tidak sempurna maka diperlukan perbaikan terus-menerus. Pada dasarnya adalah menjalani hidup yang harmonis dengan alam, jauh dari stress karena semuanya akan hilang akhirnya. Kalau kita melawannya, maka justru akan menderita.

Diskusi:

Alan Perdana – konsep ini bertentangan di industri migas karena justru menginginkan sesuatu yang sempurna.

Bullitt – Ini sebenernya terkait personal development, work-life balance.

??? (lupa siapa yang ngomong) – Comfort Zone – jangan stay di sini terus.

Fakhri: Keindahan itu adanya di proses.

Budi Rahardjo – Kalau ada mahasiswa bisa menyerahkan tugas saat ini meski masih 65% lebih baik dari pada 95% tapi nanti (pekan depan)

Bullitt – Dalam industri kreatif (game development) berarti memahami apa yang orang suka dan secepatnya meluncurkan. Selalu saja tidak selesai namun kita ada deadline.

Mang Roisz – semua barang yang ada saat ini merupakan prototype masa depan. (JRENG! Keren ini Mang Roisz!)

Lanjut lagi dengan Ka Dipi:

Bagian kedua: “Imperfection is a road to excellence”. Wabi sabi sebagai filosofi, bahwa sesuatu yang ambigu justru merupakan ruang perbaian dan merupakan keindahan tersendiri. Kita bisa menikmati hidup dengan apa adanya tanpa kehadiran teknologi.

Bagian ketiga: Sebuah kisah antara petani dengan ember sempurna dan ember bolong. Suatu ketika si ember bolong mengeluh kepada petani karena ia hanya sedikit kontribusi kepada petani karena air yang dibawa pulang petani tinggal sedikit dibandingkan rekannya yang sempurna (tidak bolong). Petani menjawab dengan bijak bahwa air yang bocor dalam perjalanan telah menghidupkan rumput dan tanaman – ada manfaat dari kekurangan yang kita miliki. Whatever the circumstance is – do the best!


Siapa saja yang hadir?

  1. Dipidiff
  2. Budi Rahardjo
  3. Emil F. Yakhya
  4. Gatot Widayanto
  5. Rois Solihin
  6. Tasya Salsabila
  7. Helmi Himawan
  8. Fuad Afif Herya
  9. Ghani Rozaqi
  10. Jaha Nababan
  11. Deni Yulian
  12. Alan Perdana
  13. Daru Setiawan
  14. Septian Pamungkas
  15. Shandy Kusumah Wijaya
  16. Arif Setiawan
  17. Fakhri Rido Muhammad
  18. Bullitt Sesariza
  19. Dhimas Bintang K
  20. Imam Dermawan
  21. Fajar (the Local Enabler)

Salam, GW 06/03/2024
Silakan simak rekamannya:
https://www.youtube.com/watch?v=HI65y7Am6w4

—-
Mang Roisz:
Sepulangnya dari warpas, saya coba kuliti beberapa tulisan tentang wabisabi, yang akhirnya jika saya rangkum dalam satu kalimat menjadi hal yang cukup dalam,…

Sebuah aspek estetika bagi seseorang untuk tetap dapat menemukan keindahan dalam sesuatu yang memiliki ketidaksempurnaan, menghargai kesederhanaan, tak materialistis, dan menerima bahwa keberadaan sesuatu tidak kekal.

Menemukan benang merah, bahwa dalam konsep ini, ketidaksempurnaan itu tidak diciptakan atau menjadi tujuan, melainkan diterima adanya dalam sebuah proses/perjalanan menuju titik paripurna.

Thumbs Up

Read Full Post »

Alhamdulillah JakSel hujan deras baru saja dimulai 2 menit lalu. Semoga membawa barokah. Aamiin🙏🤲☕️. Yang jelas, saya bisa buka jendela lebar dan tanpa AC. Sejuk dan asik banget, apalagi ditemani kopi yang diseduh istri. Coffee with ❤️….😄😄

Pagi tadi saya berusaha mencari buku The Six Thinking Hats nya de Bono. Masih belum beruntung. Namun ketemu judul lain “Sur/petition” yang saya beli di Spore tgl 18 Aug 1993. Bukunya udah penuh coretan meski luarnya saya sampulin plastik. Saya penggemar buku2nya deBono karena bahasanya yang lugas. Di sini dia menekankan bahwa kompetisi itu sudah wajar dan masuk dalam ranah “maintenance” dalam tahapan bisnis. Dia justru menekankan seperti yang dikatakan Peter Thiel dan saat itu dibahas Pak Buntoro, harus ada semangat monopoli dalam hal “nilai”. Tidak ada aturan yang melarang monopoli nilai ini. Ini juga sejalan dengan blue ocean strategy. Gak tahu siapa yang mulai duluan. Duluan deBono krn ini 1993 sedangkan blue ocean tuh 2005.👍☕️

Read Full Post »

Ketika melihat ada orang melakukan tindakan yang konyol kadangkala kita tidak habis pikir kenapa ia bisa melakukannya? Belum lagi begitu tahu bahwa yang melakukannya adalah orang yang bisa dibilang menurut pandangan sebagian besar orang sebagai orang yang cerdas bahkan mungkin punya beberapa gelar akademis hingga derajat paling tinggi, misalnya profesor. Inilah yang menjadi topik bahasan dari buku ini yang dibedah dengan menawan oleh mas Deni Yulian disertai contoh-contoh konyol yang membuat kita terheran-heran. Ia mengawali dengan kisah antara Thomas Alva Edison yang mungkin saat itu merasa sudah paling pandai namun tidak mau menerima asukan dari asistennya, Nikola Tesla, sehingga terjadi permusuhan seumur hidup diantara keduanya.

Bagi saya yang menarik justru saat mas Deni cerita tentang Paul Frampton, seorang ilmuwan yang menemukan Dark Matter. Tentu, sebagai penemu kita merasa tidak ada apa-apanya melihat prestasinya yang luar biasa. Namun, ia bisa tertipu oleh scammer yang menggunakan profil seorang model bikin yang cantik. Mungkin karena ketertarikan tersebut Paul rela terbang mengunjungi si model ini di negeri yang berbeda. Namun ternyata si model tidak bisa dijumpainya, sudah pindah kota (negara) dan minta tolong Paul membawakan tasnya yang ketinggalan di kota tersebut. Ternyata tas tersebut berisi dua kilogram heroin. Kok bisa ya seorang ilmuwan top tertipu seperti ini?

Ada beberapa jenis yang mas Deni uraikan. Salah satu yang menarik, menurut saya, adalah Motivational Reasoning. Rumusnya untuk mengatasi ini adalah curiosity. Saya setuju sekali karena kalau kita selalu memiliki rasa penasaran dan ingin tahu, mestinya kita bisa mencegah hal-hal atau kekonyolan yang bisa terjadi pada diri kita. Saya sendiri pernah mengalami terkait mafia yang mengatasnamakan BPJS seperti pernah saya tuliskan di blog. Berarti saya harus lebih banyak meningkatkan curiosity agar tidak mudah tertipu.


Salam, GW 01/03/2024

Silakan simak rekaman BREED #163:
https://www.youtube.com/results?search_query=breed+%23183

File presentasi mas Deni ada di sini:

Read Full Post »

Kemarin siang sempet mampir di BBW – ITC Kuningan. iseng beli buku colour dan hardcover ini, dapet diskon 67 persen, jadinya cumak 27 ribu perak. Edan. Opo tumoooon??? Mana ada di dunia ini buku edisi lux, full colour dan hard cover harganya 27 rebek?! Yang penting juga isi bukunya keren, banyak hal menarik saya pelajari plus layak diimplementasikan karena sederhana idenya.

Wah, ini saya banget …😄☕️ Bahkan sering refleksi hari ini mancal pedal menemukan apa saja yang menarik, meski sekedar melihat orang sedang makan nasi bungkus di pinggir jalan.

Seperti ini saya jumpai di Halte Trans Jakarta TB Simatupang. Ibu ini asik banget makan pagi sambil nunggu bus Prima Jasa. Beliau ini makan melanjutkan dari ibu yang sebelah kanannya. Guyub banget dua ibu ini. Makannya pun santai banget, gak ada kesan buru2 tapi kelihatan menikmati setiap pulukan nasi bungkus. Keren dah😁👍. Liat gini aja saya ikut bahagia ….Top nih ibu2. Kayaknya mau ke Garut. Mereka berkelompok ada 5 atau 7 orang. Barang bawaannya buwanyaaaaak banget

Read Full Post »

Selamat Pagi. Sudah ngopi belum? Kenapa belum?🤣. Pagi ini ngopi sambil buka2 buku terkait pakar manajemen legendaris, Peter Drucker. Pemikirannya masih relevan hingga kini. Bob Buford menguraikannya dengan bahasa santai pengalamannya berinteraksi dengan Drucker. Di bab 5 buku ini Drucker menekankan akan pentingnya memperhatikan aspek manusia dalm bisnis karena menurutnya sudah banyak buku bisnis yang membahas fungsi dan peran agar perusahaan berjalan dengan baik. Secara spesifik diuraikan akan pentingnya human interactions yang ternyata di era kita ini menjadi faktor penting karena hadirnya gadget yang mengganggu interaksi antar manusia. Bukan hal yang aneh dewasa ini kita lihat beberapa orang berkumpul satu meja namun masing2 sibuk dengan HP nya. 🙏☕

Read Full Post »

Older Posts »